Wednesday, November 19, 2014



Anak sapi yang memiliki sayap masih harus belajar untuk bisa terbang


Pupus sudah harapan kami untuk bisa mengikuti pemeran sains internasional tahun ini . 
Meskipun aku sudah berusaha keras membujuk kepala sekolah akan tetapi proposal kami tetap ditolak, sebagai ketua OSIS dan bagian dari siswa yang mengajukan ide ini pertama kali aku merasa sedih dan juga kecewa pada diriku sendiri.
Aku merasa telah mengecewakan para anggota OSIS yang lain juga.

Dalam rapat internal kali ini aku berusaha meminta maaf pada teman-teman dan membesarkan hati mereka, meskipun sudah jelas aku pun merasa kecil hati setelah proposal kami di tolak untuk yang kesekian kalinya.

Hampir semua anggota sudah berkumpul di ruang kesekretariatan OSIS. Mereka menunggu aku untuk memulai rapat ini ketika tiba-tiba handphone ku berbunyi.

SMS
pengirim : Damon.
Kita pulang bareng ya..OTW menjemputmu sekarang.

Damon adalah temanku sejak SMP atau lebih tepatnya dia itu kakak kelasku, waktu aku kelas 1 SMP dia kelas 3 SMP, aku dan dia sama-sama anggota OSIS waktu itu, jadi kami sering bertemu dan lama-lama jadi akrab sampai sekarang. 

Sekarang dia sudah kuliah di UPI sementara aku masih kelas 2 SMA. Dulu sewaktu SMA dia juga pernah menjabat menjadi ketua OSIS seperti aku.  Karena rumah kami kebetulan dekat kami jadi sering pulang bareng, soalnya aku gak punya sepeda motor seperti dia, ya lumayan lah buat ngirit ongkos..

Aku segera membalas sms darinya

OK tapi masih ada rapat OSIS.
------------------------------------------


Dua jam kemudian
Rapatnya baru saja selesai, tidak aku perkirakan sebelumnya bahwa rapat ini bakal lumayan lama, para anggota OSIS sekarang sama pesimisnya denganku tapi tidak ada diantara kami yang bisa melupakan proposal ini begitu saja.

Keluar dari ruang rapat, aku baru menyadari ternyata di luar sedang hujan, duh gak bisa pulang deh.. terus di Damon dimana?

“hey adi, ada temen loe dari tadi nungguin di ruang sebelah !”.

“oh iya, thanks..”. jawabku.

Aku langsung menuju ke ruang yang ditunjukkan oleh anak tadi. Ruang kesekretariatan kami memiliki 3 kamar, satu yang biasa kami pakai untuk rapat, lalu ruang peralatan, dan ruang santai atau ruang yang biasa dipakai kalau ada tamu.

Begitu masuk, dia langsung tersenyum melihatku. Tapi entah kenapa begitu melihat wajahnya aku tiba-tiba jadi merasa lebih lemas dan sedih dari pada saat rapat tadi.

“kenapa ?” Tanya nya saat aku duduk di sampingnya.

“proposal di tolak lagi !” jawabku lemas.

“owh.. kirain ditolak cinta lagi… hahaha “ .

Dia mengacak-acak rambutku seenaknya seperti aku ini adik nya saja, tapi aku cuma cemberut aja tanpa ngomong apa-apa.

Sunyi… dia tidak meledek aku lagi setelah melihat reaksiku. aku memang sedang malas untuk bercanda. Untuk beberapa saat kami hanya diam mendengarkan suara hujan. Lama-lama bosen juga diem-dieman, iseng aku mengambil sebuah gitar yang tergeletak dipojok ruangan lalu memberikan gitar itu padanya.

“nyanyi dong buat gue, biar gak BT !”.

Awalnya ku pikir dia bakalan minta bayaran atau jitak kepalaku  gara-gara berani nyuruh-nyuruh dia, tapi ternyata dia malah beneran ngambil gitarnya dari tangan ku mulai memetik gitar sambil nyanyi.

On a weagon bound the market,There’s a calf with a mournful eye
High above him there’s a swallow,Winging swifly through the sky
How the wind are laughing, They laugh with all they might
Laugh and laugh the whole day through,And half the summers night

Donna donna donna donna, Donna donna donna don
Donna donna donna donna, Donna donna donna don

“stop complaining” said the farmer. Who told you a calf to be?
Why don’t you have wings to fly with, Like the swallow so proud and free?
Calves are easily bound and slaughtered, Never knowing the reason why
But whoever treasures freedom, Like the swallow has learned to fly

Donna donna donna donna, Donna donna donna don
Donna donna donna donna, Donna donna donna don

Melodinya slow dan agak mellow gitu tapi enak banget di denger apalagi suaranya gak jelek-jelek amat.. aku gak tau judul lagu nya apa yang jelas lagunya bahasa inggris jadi kurang paham ..hehe

“artinya apa ?” Tanya ku sambil nyengir.

Bletak… 

“aww…” jadi deh kepalaku kena jitak juga.

“ kenapa tiba-tiba jitak gua ?”

“Ketua OSIS  bahasa inggrisnya bego !, malu-maluin… !”.

“bukan gue aja kali, ketua OSIS yang gak pinter bahasa inggris !” jawabku membela diri sambil ngelus-ngelus pala, gila . sakit banget dia njitak.

“artiin dong dam.. !”.

“dengerin baik-baik ya…!” raut muka damon jadi serius, sambil ngasih tau terjemahan lagu tadi .

Dalam gerobak di pinggir pasar, ada anak sapi dengan mata penuh duka.
Jauh diatasnya ada swallow terbang tinggi dilangit.
Bagaimana angin tertawa, tertawa dengan penuh tenaga
Tertawa terus sepanjang hari dan separuh malam di musim panas.
“Berhenti mengeluh” kata petani, siapa yang suruh kamu jadi anak sapi?
Kenapa kamu tidak memiliki sayap untuk terbang seperti swallow yang bangga dan bebas.
Anak sapi gampang diikat dan dibunuh tanpa tahu alasannya mengapa?
Tapi siapapun yang mencari kebebasan seperti swallow harus belajar terbang.

Selesai damon menterjemahkan lagu itu, akupun terdiam. Lirik lagu itu penuh filosofis yang sepertinya khusus ditujukan buatku.

Aku memandang damon, matanya memandangku dengan seksama. Aku tau ia menunggu reaksiku.

“aku ini anak sapi..!” kataku. 

“dan belum punya sayap !” jawabnya.

“tapi masih harus belajar supaya bisa terbang !” sambungku.

“jangan menyerah !”

Aku terdiam. Tidak terduga damon bisa menasehati aku sedalam itu.
ya.. dia memang pernah jadi ketua OSIS tapi aku tidak mengira dia bisa bijaksana seperti ini.

Aku mengangguk “nanti aku cari cara lain supaya proposalnya disetujui ..” jawabku.

Damon tersenyum mendengarnya. 

Aku jadi salting. Bagaimana ya.. sedikit banyak aku jadi merasa malu terhadap diriku. 

Seperti dalam lirik lagu yang tadi dinyanyikan Damon, bahwa aku ini adalah seekor anak sapi yang ingin terbang seperti burung swallow tetapi bagi anak sapi sangatlah sulit untuk bisa terbang. Tidak cukup hanya dengan keyakinan yang kuat tetapi aku harus berusaha tanpa kenal lelah.Tapi aku, baru saja dihadapkan pada masalah seperti ini sudah mau menyerah.. benar-benar memalukan.

Aku terus tenggelam dalam pikiranku sendiri. Memikirkan cara selanjutnya untuk mendapat persetujuan dari sekolah untuk mengikuti acara pameran nanti sampai tak terasa  hujan sudah reda. Aku dan Damon bersiap-siap pulang. Di sepanjang perjalanan pulang kali ini damon membocengku sambil bersiul-siul lagu tadi. 


Jangan Lupa tinggalkan Komentar setelah Membaca... Arigatou 
Penulis : saninurmala89@gmail.com

0 comments:

Post a Comment